BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 16 Mei 2012

Pesona Bunga Cinta

                                                              Pesona Bunga Cinta
Disaat mentari menampakkan cahayanya, seorang gadis yang bernama Ditia duduk termenung di teras rumahnya. Ia sedang memikirkan sesuatu. Beberapa menit kemudian, datanglah Melly dan Hendra sahabat Ditia yang setia.
“hey Dit, kamu jadi jaga toko bungaku ?” tanya Melly.
Namun Ditia tetap melamun. Ia msih belum menyadari sahabatnya datang.
“kamu kenapa dit ? kamu sakit ? atau ada yang sedang kamu fikirkan ?”, “iya, seperti baju yang belum di setrika saja kamu. kusut!” tambah Hendra.
“ah! Apa?” Ditia sadar dari lamunannya.
“kamu jadi jaga toko bungaku nggk ?” tanya Melly mulai agak kesal.
“oh iya,, maaf. Aku tadi ngelamun, apa ? jaga toko bungamu ya ? iya, jadi kok...”,“oke. Emang tadi kamu ngelamunin apa sih Dit ? sampe-sampe nggak sadar kita datang” tanya hendra.
“aku bingung, kenapa ya orang rendahan seperti kita ini selalu diacuhkan oleh orang kaya ? padahal, kita semua kan saudara. Orang kaya cuma mandang kita dengan sebelah mata dan menganggap kita sebagai sampah yang tak berguna. Aku ingin sekali mereka tau kalau hidup susah itu nggk gampang”.
“ya sudahlah,, jangan terlalu di fikirkan, yang penting kita harus tetap optimis menghadapi kehidupan. Lebih baik kita cepat-cepat berangkat ke toko, entar rejekinya di patok ayam. Ayo!” ajak Melly.
Akhirnya mereka berangkat ke toko bunga Melly. Sesampainya di toko, Ditia langsung menata dan menghiasi bunga-bunga yang ada. Keceriaan di wajah Ditia mulai terpancar. Semua bunga yang ditata dan dihiasi Ditia sangat indah,dan membuat semua orang yang lewat di depan toko bunga tersebut tertarik untuk membelinya. Dari sekian banyak bunga yang indah, Ditia lebih menyenangi bunga mawar merah dan putih. Ketika Ditia menata bunga-bunga yang ada di luar, tiba-tiba Ditia kepleset, dan untungnya ada seorang lelaki yang lewat dan tidak sengaja menolong Ditia. Mereka saling bertatap muka cukup lama. Dari dalam toko, Hendra melihat kejadian itu, dan dia merasa cemburu. Diam-diam Hendra menyimpan perasaan kepada Ditia sejak mereka masih berumur 10 tahun. Hendra takut mengungkapkan perasaannya, karna ia tau Ditia cuma menganggap dirinya sahabat, nggk lebih dan nggk kurang. Kemudian Hendra menghampiri mereka.
“hey, ngapain kamu pegang-pegang dan sok nolongin Ditia ?” tanya Hendra kepada lelaki tersebut dengan cetus.
“aku itu nggk sengaja lewat depan toko ini dan ngeliat temen kamu mau jatuh”, “udahlah, nggk usah banyak alasan kamu”, Hendra mulai marah.
“udah,, jangan ribut. Kamu ini Hen, bukannya trimakasih sama dia karena sudah nolongin aku, malah marah-marah dan nuduh dia yang bukan-bukan”  “Maafin teman saya ya ?” katanya lagi pada laki-laki tersebut, “iya nggk apa-apa”.
“kamu kesini mau beli bunga kan ? bunga apa ?”, “aku mau beli bunga, bunga, bunga apa dah ya , kok aku lupa ? oh! Iya. Bunga mawar! Ada nggk ?”, “oh! Sebentar. Aku ambilkan”.
Ditia mengambil serangkaian bunga mawar dan memberikannya kepada lelaki itu.
“ini. Harganya Rp.20.000”, “ini. trimakisih ya ?”, “iya, trimasih juga sudah nolongin aku tadi.”, “it’s ok!”. Kemudian lelaki tersebut pergi dengan mengendarai mobil yang sangat mewah. Ditia melamun. Kemudian Melly mendekati Ditia dan menepuk bahunya.
“ehemm..... ada yang lagi jatuh cinta nih kayaknya...”, “apa’an sih Mel ? udah.. ayo kerja”.
Keesokan harinya Ditia berangkat pagi-pagi sekali ke toko dan berharap bertemu dengan lelaki yang menolongnya kemarin.
“apakah aku akan bertemu dengan lelaki itu lagi ? ah! Ngapain coba aku mikirin dia ? tapi apa aku jatuh cinta padanya ? ah! Apa-apa’an aku ini ?”, bisik Ditia dalam hati. Saat Ditia mau manyebrang jalan, ia di serempet oleh mobil yang sudah tidak asing lagi di matanya. Ditia terjatuh dan lututnya terluka.
“kau tidak apa-apa ?” , “tidak, cuma lecet aja”, jawab Ditia tanpa melihat wajah pengendara mobil tersebut. Ia masih meratapi kemalangan lututnya yang terluka.
“makanya, kalau nyebrang jalan tuh noleh kanan kiri donk..” , “iya, ma…” , Ditia menoleh dan ternyata yang menyerempetnya itu adalah leleki yang menolongnya kemarin. Ditia tercengang, ia masih tidak percaya bahwa di depannya tuh lelaki yang ia harapkan bertemu hari ini. “af..”Ditia melanjutkan kata maafnya lagi.
“ayo ikut aku. Aku mau ngobatin lukamu itu.” , “nggk usah, aku nggk apa-apa kok.” , “udah, ayo ikut.” , Lelaki itu menarik tangan Ditia dengan kasar dan menyuruh Ditia masuk dalam mobil. Dengan rasa takut, deg-degan, seneng, Ditia pun masuk dalam mobil.
Tak lama kemudian, mereka sampai di taman yang agak sepi. Lelaki itu berhenti dan menyuruh Ditia turun, dan mengajak Ditia duduk di sebuah kursi. Ditia menuruti kata-kata lelaki itu. “sebentar!”, kata lelaki itu meninggalkan Ditia sendirian di taman. “apa-apa’an ni cowok. Masa aku di tinggal sendiri sih ?” kata Ditia dalam hati. Dalam beberapa menit, lelaki itu datang dengan membawa kotak obat.
Lelaki itu menarik kaki Ditia dengan kasar. “aw!! Sakit..” Ditia menjerit kesakitan. “makanya, kalau nyebrang itu,,” , “udah tau” , jawab Ditia nyerocos. “kalau udah tau, kenapa kamu masih keserempet ?” , “aku kan nggk sengaja. Lagian sih kamu naik mobilnya kenceng, jadinya aku keserempet” , Ditia mencari alasan. “eh! Bukannya trimakasih malah marah-marah ni cewek. Kalau tau gitu, aku tambrak aja kamu, biar kamu langsung mampus” , “hehe,, maaf ya,, aku kan cuma bercanda, ya udah, maaf, sekali lagi maaf, maafin aku ya ? please…” , “iya aku maafin” , “eh! Kamu cowok yang nolongin aku kemarin itu kan ? yang di depan toko bunga itu, masih inget nggk ?” , “oh! Kamu cewek yang itu,” , “iya, ehemb… kenalin nama aku Ditia.” Ditia menyulurkan tangannya. “aku Kevin” menjabat tangan Ditia. “Udah ayo! Aku antar kamu ke toko bunga itu. Kamu kerja disana kan ?” , Ditia mengangguk tersenyum manis. Kemudian mereka pergi menuju ke toko bunga.
Sesampainya di toko bunga, “ayo mampir dulu Vin” , “iya, sekalian aku mau beli bunga untuk mamaku.” , “emangnya mamamu suka bunga apa ?” , “bunga mawar. Mawar merah, mawar putih” , “loh, sama denganku donk berarti” , “emb… kenapa kamu suka mawar Dit ?” , “karena mawar merah melambangkan keberanian, sedangkan mawar putih, melambangkan kesucian dan kesetiaan”. Mereka berdua terlihat sangat akrab.
Beberapa hari ini setelah Ditia berkenalan dengan Kevin, Ditia sering berdua dengan Kevin. Mereka jalan-jalan, makan siang bareng, jaga toko bunga pun Ditia ditemani Kevin. Sejak saat itu Hendra merasa kesepian dan tidak bersemangat lagi untuk bekerja di toko itu. Setiap hari hendra lebih sering melamun dan mengkhawatirkan Ditia. Hendra takut terjadi apa-apa sama Ditia kalau Ditia sering jalan berdua dengan Kevin yang baru dikenal Ditia beberapa minggu ini.
Disaat Hendra lagi terhanyut dalam lamunan, Melly menepuk bahu Hendra.
“eh! Ngelamun aja dari tadi. Lagi ngelamunin apa sih ?” , “aku takut kehilangan Ditia, Mel” , “loh! Kenapa emang ? kamu suka sama ditia ya ?” , Tanya Melly menggoda. Hendra tidak menjawab, dia masih memikirkan bagaimana keadaan Ditia di luar sana bersama Kevin, ia mengharapkan kehadiran Ditia di toko itu. Tak lama kemudian, mobil Kevin datang dan Ditia turun dari mobil itu. Ditia masuk ke dalam toko dengan wajah kusut yang tidak seperti biasanya. Melly dan Hendra menghampiri Ditia.
“kamu kenapa Dit ? kok mukanya kusut ? nggk seperti biasanya. Kenapa ? ada masalah ?”  , Tanya Melly.
“apa kamu disakiti oleh lelaki nggk tau diri itu Dit ? iya ?” , Tanya Hendra khawatir.
“apa sih Hen ? nggk kok. Aku nggk disakiti sama Kevin. Malah, dia tuh buat aku bahagia” , jawab Ditia.
“lah! Terus kenapa tadi kamu masuk toko mukanya kusut kayak tadi ? ehmmm ???” , “nah itu masalahnya. Aku  bingung Mel, karena aku nggk punya pakaian untuk datang ke pesta Kevin nanti malam” , “ehmmm jadi itu masalahnya.. tenang aja Dit, aku punya pakaian pesta yang cocok buatmu di rumah. Gimana ? mau nggk ?” , “ehmmm boleh, makasih ya Mel. Kamu emang sahabatku yang paling baik. He..” , “jadi maksudmu aku bukan sahabat baikmu gitu Dit ?” , sambung Hendra. “iya,, kamu juga sahabatku yang baik..” , mereka bertiga berpelukan penuh bahagia, walaupun sebenarnya hati Hendra tidak bahagia, ia masih berat menerima kenyataan kalau dia harus kehilangan Ditia. Pada jam 17.00 , Ditia pergi ke rumah Kevin diantar oleh Melly. Ketika Ditia sampai di depan pintu rumah Kevin, ia sudah dihadang oleh Shesa bersama temen-temannya. Shesa merupakan mantan pacar Kevin.
“hei!! Kamu itu bukannya cewek penjual bunga itu ya ? kok gembel kayak kamu bisa masuk kesini ?” , “maaf saya nggk kenal anda” , “eh! Denger ya, gembel kayak kamu ini nggk pantas ada di tempat seperti ini. Gembel kayak kamu ini pantesnya ada di pasar, kolong jembatan, trus,,” , “sekali lagi maaf, apa yang anda bicarakan ? saya nggk kenal anda dan saya kesini cuma memenuhi undangan” , “undangan ? maksudmu Kevin yang ngundang kamu kesini ?” , Ditia tersenyum dan mengangguk. “begini ya,, ! Emang susah ya ngomong sama gembel, dia tuh pantesnya sama aku bukan kamu, tau!!!” “iya, itu benar. Orang yang pantes bersanding dengan Kevin itu Shesa bukan kamu gadis gembel” kata salah seorang teman Shesa menyambung. Mendengar perkataan itu, mata Ditia mulai berkaca-kaca dan melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan mereka semua. Kevin yang baru saja keluar dari pintu rumah yang kebetulan sedang mencari Ditia kemudian ia melihat Ditia sedang berlari menuju keluar gerbang rumahnya. Dengan segera Kevin berlari kencang kemudian menggapai tangan Ditia dan memegang erat.
“ Dit, tolong jangan dengarkan perkataan mereka semua “ pinta Kevin sambil nafas terangah-engah
“ apa yang mereka katakan semuanya itu benar…!!!! Aku memang tidak pantas datang kesini”.
“ Dit, memang wanita yang bernama shessa itu adalah mantanku” sambil memegang pergelangan tangan Ditia
“ tapi kenapa kamu mengundangnya,…??”
“ iya, aku mengundangnya untuk memberitahukan bahwa aku telah menemukan cinta sejatiku. Dit, dengerin aku…! Aku udah mati-matian untuk mendapatkan bunga mawar. Berbagai rintangan seperti aku tertusuk durinya mawar yang begitu tajam setajam pisau telah ku lalui. Menjaga bunga mawar itu agar tidak layu dan tetap segar. Kini izinkan aku untuk memetik bunga mawar itu. Mawar itu adalah kamu Dit,,,. Kamu adalah malaikat bunga cintaku“
“ benarkah itu,,…??? Kamu mencintaiku”
“ Iya,…”
Akhirnya cinta mereka berdua bisa bersatu dengan melewati begitu banyak rintangan……